Minggu, 02 Februari 2014

Peluang Amal

Setiap muslim memiliki peluang amal dalam keadaan apapun dan sekecil apapun, jadi tidak ada kekhususan bahwa amal itu hanya bisa dilakukan oleh orang kaya yang shaleh saja, dan karenanya membuat peluang masuk surga lebih besar dan tidak ada kesempatan bagi seorang yang miskin untuk beramal. 
Demikian itu merupakan suatu perspektif/sudut pandang yang salah karena disadari atau tidak pandangan seperti itu telah menuduh Allah tidak adil pada setiap umatnya. Mari kita simak sejenak kisah para sahabat rasul berikut ini. 
Dikisahkan, bahwa orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin (sebagian kecil dari Anshar) merasa tidak bisa memperbanyak amal kebaikan, karena mereka tidak memiliki harta untuk diinfakkan. Padahal mereka selalu mendengar berbagai ayat dan hadits yang mendorong untuk berinfak, memuji orang-orang yang berinfak dan menjanjikannya surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Di satu sisi, mereka melihat saudara-saudara mereka yang kaya berlomba-lomba untuk berinfak. Ada yang menginfakkan seluruh hartanya dan ada yang menginfakkan separuhnya. Ada yang memberikan beribu-ribu dinar dan ada juga yang membawa tumpukan hartanya kepada Rasulullah lalu beliau mendoakannya, memintakan ampunan dan keridlaan dari Allah untuk mereka. Fenomena tersebut menggugah jiwa para sahabat yang miskin. Mereka berharap bisa mendapatkan kelebihan dan keutamaan sebagaimana yang diperoleh saudara-saudara mereka. Bukan karena dengki dengan kekayaan yang dimiliki saudaranya, dan bukan semata-mata menginginkan kekayaan. Tetapi didorong oleh rasa ingin berlomba-lomba dalam kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah. Mereka lalu berkumpul dan datang menemui Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Dengan air mata berlinang, mereka mengadukan kondisi yang dialami lantaran tidak ada sesuatu yang bisa diinfakkan. 
Mereka berkata, “Ya Rasulullah, orang kaya telah mendapatkan pahala yang banyak, sedangkan kami tidak. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa. Tidak ada kelebihan sama sekali dalam hal ini. Akan tetapi, mereka lebih dari kami karena mereka bisa berinfak dengan kelebihan hartanya, sedangkan kami tidak memiliki apapun untuk kami infakkan untuk menyusul mereka. Padahal, kami benar-benar ingin bisa mencapai kedudukan mereka. Apa yang perlu kami perbuat?” Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam yang memahami keinginan mereka yang begitu kuat untuk mencapai derajat yang tertinggi di sisi Rabb-nya, dengan sangat bijak memberikan jawaban yang menenangkan. Yaitu dengan memberitahukan bahwa pintu kebaikan sangat luas. Ada beberapa amalan yang menyamai pahala orang yang berinfak, bahkan bisa melebihnya. 

Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian apa-apa yang bisa kalian sedekahkan?; Sesungguhnya setiap tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap takbir (Allahu akbar) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (Laa Ilaaha Illallah) adalah sedekah, menyeru kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari yang munkar adalah sedekah, dan bersetubuh dengan istri juga sedekah.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah jika di antara kami menyalurkan hasrat biologisnya (kepada istrinya) juga mendapat pahala?” Beliau menjawab, “Bukankah jika ia menyalurkannya pada yang haram akan mendapat dosa? Maka demikian pula jika ia menyalurkannya pada tempat yang halal, ia akan mendapat pahala.” (HR. Muslim) 

Ketika orang-orang kaya dari sahabat Nabi mendengar keutamaan dzikir di atas lantas mereka ikut pula mengamalkannya. Karenanya, orang-orang fakir di atas datang kembali menemui Rasulullah untuk kedua kalinya. Mereka berkata, “Ya Rasulullah, teman-teman kami yang kaya mendengar nasihatmu. Lalu mereka melakukan seperti yang kami lakukan.” 

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab, “Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya . “ (QS. Al-Maidah: 54) 

Sungguh luar biasa memang akhlak para sahabat nabi, ada rasa kedengkian/iri dalam urusan berbuat kebaikan. Mereka saling berlomba-lomba meski dalam keadaan yang kekurangan sekalipun tidak menyurutkan semangat mereka dalam beramal. Jika kita renungkan memang mendekati akhir zaman ini kemaksiatan dimana-mana begitu merajalela akan tetapi Allah juga begitu adil berbagai kemudahan dalam beramal pun bisa kita lakukan, mobilitas jika ingin berpergian begitu mudah, akses ke masjid mudah, mengaji jika tidak membawa mushaf alquran bisa melalu hp. Sehingga tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak beramal dalam keadaan apapun dan sekecil apapun.

1 komentar:

  1. The Casino | Las Vegas - MapyRO
    Get directions, 충청남도 출장샵 reviews 제천 출장안마 and information for The Casino in Las Vegas, NV. You 안동 출장마사지 can also play 서귀포 출장샵 at The Strip casino's sister hotel, The LINQ Promenade, 광주 출장샵 or try the

    BalasHapus